Hipotiroid VS Hipertiroid, Apa Bedanya?

Mexi-Blog
22 December 2023 by Admin Chris

Penyakit gangguan tiroid bisa menyerang siapa saja dengan dampak yang luar biasa pada kualitas hidup. Hal ini karena, dalam kondisi normal, kelenjar tiroid berfungsi menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme tubuh.

Ketika terjadi gangguan pada kelenjar tiroid, maka fungsi berbagai organ tubuh pun jadi terganggu. Gejalanya bisa bermacam-macam tergantung dari jenis gangguan tiroid yang terjadi.

Apa saja jenis-jenis gangguan tiroid? Dikutip dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, gangguan tiroid bisa dibagi menjadi dua jenis bila dilihat dari kelainan fungsinya, yaitu hipotiroid dan hipertiroid.

Baik hipotiroid maupun hipertiroid terjadi karena ada ketidakseimbangan produksi hormon tiroid. Berikut penjelasannya:

1. Hipotiroid

Hipotiroid adalah gangguan tiroid yang terjadi akibat berkurangnya aktivitas kelenjar tiroid memproduksi hormon. Hipotiroid dapat berdampak pada melambatnya metabolisme dan pertumbuhan tubuh.

Prevalensi hipotiroid di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dicurigai 2,7% laki-laki dan 2,3% perempuan mengidap kondisi ini.

Dikutip dari Web MD, gejala hipotiroid meliputi di antaranya:

  • Perubahan siklus menstruasi
  • Konstipasi
  • Depresi
  • Rambut kering dan mudah rontok
  • Kulit kering
  • Gangguan jantung dan peningkatan kadar kolesterol jahat atau LDL (low density lipoprotein)
  • Tidak tahan dingin
  • Kesemutan
  • Keram otot
  • Rasa lemah atau lelah
  • Kesulitan konsentrasi atau menurunnya kemampuan intelektual
  • Obesitas
  • Pembengkakan kelenjar tiroid

Gangguan hipotiroid pada ibu hamil atau anak-anak diketahui juga dapat memicu retardasi mental kerena lambatnya tumbuh kembang.

Faktor risiko munculnya hipotiroid bisa karena peran genetik, penyakit autoimun, konsumsi obat-obatan tertentu atau kurang konsumsi yodium. Sebagai contoh hipotiroid bisa saja disebabkan oleh penyakit autoimun hashimoto yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.

2. Hipertiroid

Hipertiroid merupakan kondisi kebalikan dari hipotiroid, yaitu saat kelenjar tiroid yang terlalu aktif banyak memproduksi hormon. Dampaknya metabolisme tubuh jadi meningkat lebih cepat dan hal ini bisa membawa dampak negatif tersendiri.

Laporan Riskesdas 2007 menyebut sebanyak 12,8% laki-laki dan 14,7% perempuan Indonesia dicurigai mengidap gangguan hipertiroid.

Dikutip dari Healthline, berikut beberapa contoh gejala hipertiroid:

  • Meningkatnya nafsu makan
  • Mudah emosi/ketidakstabilan emosi
  • Delusi dan halusinasi (psikosis)
  • Sesak napas
  • Jantung berdebar atau gangguan irama jantung
  • Hipertensi
  • Berkurangnya atau hilangnya siklus menstruasi
  • Berat badan yang cepat turun tanpa sebab jelas
  • Keringat berlebih
  • Tangan dan kaki gemetar (tremor)
  • Pembengkakan kelenjar tiroid

Salah satu dampak fatal yang harus diwaspadai dari hipertiroid adalah meningkatnya risiko serangan jantung, kegagalan jantung, atau stroke. Ini terjadi karena metabolisme tubuh yang meningkat menempatkan tekanan berlebih pada sistem kardiovaskular tubuh.

Faktor penyebab munculnya hipertiroid bisa karena penyakit autoimun, tumbuhnya tumor pada kelenjar, atau konsumsi yodium yang berlebih.

Hipotiroid maupun hipertiroid dapat diatasi bila penyebabnya diketahui dan ditangani dengan tepat. Dokter bisa memberikan terapi obat-obatan untuk menyeimbangkan kadar hormon tiroid di dalam tubuh dan atau melakukan tindakan pada kelenjar tiroid tergantung masalahnya.

Referensi:merckgroup.com

PT. TERANG NUSANTARA SEJAHTERA telah berdiri sejak tahun 1989 untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal & terstandarisasi; dilengkapi dengan fasilitas laboratorium dan tenaga medis yang profesional; dokter umum dan dokter spesialis yang telah berkontribusi dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

Logo

Promosi Produk

Daftarkan email Anda agar mendapatkan informasi promosi terbaru kami